Kenali Virus Nipah, dari Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya
Kenali Virus Nipah, dari Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya – Virus nipah kembali menjadi isu hangat di dunia kesehatan. Pasalnya, pada bulan Agustus dan September 2023 lalu, di beritakan ada empat orang yang terkena virus ini dan dua di antaranya meninggal dunia.
Memang sampai saat ini belum ada temuan kasus di Indonesia, tapi Kemenkes menyebutkan bahwa beberapa penelitian telah menemukan virus ini pada jenis kelelawar buah (kelelawar Pteropus) di beberapa negara termasuk Indonesia.
Supaya lebih waspada, berikut gejala, cara penularan, pengobatan, hingga cara pencegahan virus nipah.
Apa Itu Virus Nipah?
Di lansir dari laman WHO, virus Nipah atau NiV, pertama kali di temukan di Malaysia pada tahun 1999.
Pada saat itu, sedang terjadi wabah di kalangan peternak babi. Lalu, di tahun 2001, Bangladesh juga melaporkan negaranya juga diserang oleh virus ini. Infeksi virus nipah pun telah di identifikasi muncul di India bagian timur.
Menurut catatan WHO, penyebaran virus Nipah sejak tahun 1998 hingga 2008 sudah menorehkan 477 kasus infeksi dan 248 kematian.
Tingkat kematian kasus akibat virus ini diperkirakan mencapai 40 hingga 75 persen. Angkanya bervariasi, tergantung kemampuan tiap daerah untuk menangani adanya wabah penyakit.
Perlu diketahui, NiV adalah virus yang masih sekeluarga dengan Paramyxoviridae, genus Henipavirus.
NiV merupakan virus zoonosis yang dapat menyebar dari hewan ke manusia. Inang atau dugaan pembawa patogen virus adalah kelelawar buah (Pteropus).
Bagaimana Penularan Virus Nipah?
Dilansir dari WHO, kelelawar buah yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke manusia atau hewan lain, seperti babi. Apabila berkontak dengan hewan terinfeksi, misalnya lewat cairan, urin, atau kotorannya, manusia bisa ikut terpapar dan terinfeksi. Setelah terpapar, penyebaran virus NiV antarmanusia pun dapat terjadi.
Secara umum, virus nipah dapat menyebar dan menular melalui:
Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, melalui cairan, urin, atau kotorannya.
Mengonsumsi daging hewan yang tertular
Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi cairan tubuh atau kotoran hewan yang tertular.
Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus nipah, melalui cairan tubuhnya (seperti droplet, urin, atau darah).
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa peristiwa kebakaran hutan dan kekeringan menyebabkan sejumlah habitat kelelawar terusir secara paksa.
Kelelawar hutan yang habitatnya terusik akan pergi menghinggapi pepohonan buah yang ada di pemukiman warga atau peternakan hewan, salah satunya babi.
Ketika berpindah, kelelawar yang merasa terancam dapat melepaskan lebih banyak virus.
Virus dari kelelawar dapat berpindah ke babi. Selanjutnya, babi yang terinfeksi bisa menularkan virus ke peternak, dan akhirnya menyebar antarmanusia.
Tak cuma Malaysia, negara lain yang berisiko terancam wabah virus nipah adalah Kamboja, Ghana, Madagaskar, Filipina, Thailand, juga Indonesia.
Ini karena negara-negara tersebut merupakan wilayah hutan tropis yang merupakan habitat kelelawar Pteropus.
Apa Saja Gejala Infeksi Virus Nipah?
Dijelaskan oleh dr. Theresia Yunita gejala awal infeksi virus nipah tidak spesifik. Menurutnya, ada orang yang terinfeksi tanpa gejala dan ada juga yang memiliki gejala berat.
Gejala virus nipah ini mungkin muncul di hari ke-4 hingga ke-14 hari setelah terinfeksi. Dikutip dari halaman CDC, berikut adalah gejala umum infeksi virus nipah yang mungkin terjadi:
> demam,
> sakit kepala,
> batuk,
> sakit tenggorokan,
> radang tenggorokan
> kesulitan bernapas,
> nyeri otot,
> mual dan muntah.
Sementara itu, virus nipah ini bisa juga menimbulkan gejala yang parah seperti:
>kebingungan
>mengantuk
>kejang
>koma
>pembengkakan otak (ensefalitis)
Dokter Theresia menambahkan, virus nipah dapat mengakibatkan kematian bila sampai terjadi ensefalitis.
“Ensefalitis adalah peradangan yang terjadi di jaringan otak dan dapat menyebabkan gejala gangguan saraf,” jelasnya.
Kematian dapat terjadi pada 40 hingga 75 persen kasus infeksi virus nipah. Risiko kematian ini juga bisa timbul jauh setelah orang tersebut terinfeksi virus nipah, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pasca infeksi. Kondisi ini di kenal sebagai infeksi tidak aktif atau laten.
Melansir halaman WHO, untuk mendeteksi dan mendiagnosis virus nipah, di perlukan tes real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).
Tes lain yang di gunakan untuk mendeteksi NiV termasuk uji polymerase chain reaction (PCR) dan isolasi virus dengan kultur sel.
Bagaimana Pengobatan Infeksi Virus Nipah?
Sayangnya, sampai saat WHO menyatakan belum di temukannya obat khusus untuk mengatasi infeksi virus nipah. Pengobatan virus nipah di lakukan untuk meringankan gejala yang timbul.
Menurut laman CDC, saat ini sedang di kembangkan pengobatan antibodi yang masih dalam fase uji klinis. Sementara itu, ada beberapa penelitian yang menggunakan pengobatan antivirus tertentu seperti remdesivir dan ribavirin, tapi belum ada bukti uji klinis pada manusia.
Sehingga untuk pengobatan infeksi virus nipah masih terbatas dan saat ini hanya fokus untuk mengatasi gejala yang muncul.
Bagaimana Mencegah Penularan Virus Nipah?
pencegahan virus nipah pada area yang terdeteksi kasus, seperti berikut:
> Jangan mengonsumsi buah yang terkena gigitan kelelawar buah. Buang buah tersebut agar tidak ada risiko terinfeksi.
> Penyebab virus ini berasal dari hewan yang terinfeksi terutama kelelawar buah, cuci bersih buah dan kupas sebelum dikonsumsi.
> Pastikan untuk menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi.
> Gunakanlah sarung tangan dan pakaian pelindung saat menangani hewan yang sakit.
> Cuci tangan secara teratur setelah merawat atau mengunjungi orang yang sakit juga bisa menurunkan risiko virus Nipah.
“Karena virus ini tidak ada obat dan vaksinnya, maka yang di kontrol adalah vektornya (organisme yang membawa patogen dari inang satu ke yang lain),” kata dr. Theresia. Selanjutnya, dr. Theresia menambahkan,“ Untuk mencegah transmisi dari orang ke orang, hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi dan rajin cuci tangan.”
Judul Berita : Kenali Virus Nipah, dari Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya